Rabu, 31 Agustus 2016

Konflik Laut China Selatan, Australia Dipaksa Pilih AS atau China


Wakil Kepala Militer Angkatan Darat Amerika Serikat, Staf Kolonel Tom Hanson menyatakan, Australia harus segera membuat keputusan penting menyangkut sengketa di Laut China Selatan. Menurutnya, Negeri Koala harus memilih salah satu, yakni tetap setia bersekutu dengan AS atau mendukung China. “Memang sulit untuk menyeimbangkan antara tetap bersekutu dengan Amerika Serikat atau menjaga kerjasama ekonomi dengan China. Tetapi Australia tetap harus menentukan pilihan, mana yang lebih genting untuk kepentingan nasionalnya,” ujarnya

Baca Juga http://rajapoker88kerenbanget.com

Persyaratan ini disampaikan Hanson menyusul dipublikasikannya sebuah buku kecil dari parlemen. Isinya memperingatkan para pembuat kebijakan di Australia untuk mewaspadai ancaman adanya motif tersembunyi China di Laut China Selatan.

“Jelas sekali di sini, China yakin kalau mereka memiliki peluang dan merasa mampu memandang rendah hukum pelayaran internasional. Kami akan terbuka (jika pernyataan ini) didemo oleh warga Australia,” tukas Hanson. Australia dan AS selama ini memang terkenal dekat dan saling mendukung terkait sengketa di LCS.

Bahkan Negeri Kanguru sempat ikut melakukan patroli udara di atas perairan tersebut. Aksi ini menuai kritik keras dari China karena dianggap sebagai bagian dari pengintaian di wilayah yang diklaim sebagai kedaulatannya. Di sisi lain, Negeri Tirai Bambu merupakan mitra dagang dan investasi luar negeri terbesar bagi Australia. Transaksi investasinya mencapai USD11 miliar atau Rp146,2 triliun per 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar