Jumat, 07 Oktober 2016

Meski Sudah Tak Asli, Kunjungan Wisata Rumah Dome Teletubies Meningkat


unik berbentuk bulat seperti bola itu banyak memberi tambahan bangunan di sekelilingnya. Sehingga, rumah tahan gempa, tahan kebakaran, dan tahan badai angin topan itu, sudah tidak lagi asli seperti sedia kala. Alasan warga menambah bangunan untuk memanfaatkan tempat yang masih terbuka.



"Banyak sekali rumah yang ditambahi untuk menaruh barang, ada cangkul, kayu bakar, hasil paneh, dan lainnya," kata Camat Prambanan, Abu Bakar, Kamis (6/10/2016). Meski demikian, ada beberapa rumah yang masih asli karena tidak dibangun bangunan tambahan. Rumah yang masih asli itu dikelola oleh Kelompok Desa Wisata (Pokdawis) untuk disewakan. 

"Yang masih asli hanya beberapa, hanya dikhususkan untuk homestay-homestay yang disiapkan sama pengelola. Itu yang bener-bener asli tidak ditambahi," katanya. Begitu juga kondisi fisik bangunan rumah yang seperti dalam serial film kartun anak-anak Tinky, Winky, Dipsy, Lala, dan Po itu. Selain cat putih usang termakan usia, kenyamanan penghuni terusik karena air hujan merembes masuk dalam rumah.

Papan kayu sebagai penyangga dilantai dua juga tak sedikit yang keropos dimakan rayap. Upaya perbaikan dilakukan swadaya sendiri oleh warga yang menempati rumah tak lazim tersebut. Meski kondisi sudah tak asli, namun kunjungan wisata ke rumah unik di Dusun Sengir, Desa Sumberharjo, Kecamatan Prambanan, Sleman itu terus mengalami kenaikan. "Kunjungan wisata jumlahnya terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun," tandasnya. Kenaikan jumlah kunjungan wisata, tak lepas dari peran pemuda yang menyadari bahwa kawasan itu bisa dijadikan tempat wisata baru di Kota 1.000 Candi Prambanan. Ketua Pokdarwis Dome Teletubies, Sulasmono menyampaikan ada 82 bangunan berbentuk bulat.



72 diantaranya dihuni oleh warga, sementara bangunan lain merupakan fasilitas umum seperti aula, polindes (puskesmas), mushola, hingga toilet untuk mandi, cuci, dan kakus. Selain itu, dilengkapi dengan sarana permainan untuk anak-anak yang cukup teduh dibawah pohon rindang. Permainan anak itu mulai dari sepeda unik, kereta mini, mandi bola, mancing mainan, dan sebagainya.

"Biaya masuk hanya Rp5.000, kami memiliki paket-paket wisata, mulai dari fun game, tracking, kesenian, dan paket ulang tahun. Ada badut teletubies saat kunjungan wisata hari libur," tandasnya. Lasmono mengaku ada lonjakan pengunjung dari waktu ke waktu. Dalam catatan disekretariatnya, kunjungan wisata selama tahun 2013 mencapai 2.349, kemudian tahun 2014 ada 2.465, dan tahun 2015 kemarin mencapai 3.569. "Yang tahun ini belum terakumulasi. Biasanya saat hari Minggu atau liburan sekolah ada beberapa travel kerjasama kami datang berkunjung. Ada juga yang datang langsung ke rumah dome tanpa pemberitahuan terlebih dahulu," tandasnya.

 Rumah mirip suku eskimo ini dibangun diatas tanah kas desa seluas 2,3 hektar, 10 Oktober 2006 silam. Pembangunan rumah tersebut akibat adanya gempa bumi dasyat pada 27 Mei 2006. Yang membangun rumah itu didanai oleh LSM dari luar negeri sebagai percontohan rumah tahan gempa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar